Saya biasa termangu dalam pilu… saat saya merindu hadirnya sang bayu… saya menunggu lembut sapuanmu… menunggu mesra belaianmu… dan menunggu hangat sentuhanmu… sebab saya meindumu wahai sang bayu…
Terkadang tanpa saya sadari hari sudah berganti… namun hati saya masih sepi… masih menanti… walaupun mentari tak lagi menyinari… walaupun hari tak lagi berlari… hati saya tetap menanti… entah sampai kapan lagi…
Saya pun menunggu dalam gelap… dalam jiwa yang telah lama lelap… dalam hari yang mulai senyap… menunggu sang bayu walau waktu enggan merayap… namun tubuh saya terdiam tetap… biarpun kadang kala hati saya berubah tak mantap…
Karena sang bayu telah mencuri sebagian diri saya… membawanya terbang ke angkasa… menari di atas mega… hingga akhirnya menyimpannya dalan bejana cinta… dan sejak itulah saya tak pernah lupa sosoknya… rayuan manisnya… pesona megahnya… karena saya benar-benar sedang dimabuk cinta…
Entah sampai kapan lagi saya menanti dengan betah… sebab tak lama lagi saya akan lalah… tak lama lagi saya hanya akan pasrah… tak lama lagi rindu saya pun akan terbelah… dan yang tersisa hanya rasa kalah…
Lama kelamaan saya merasa luruh… tubuh saya pun mulai berpeluh… merindukan sang bayu membuat hati saya penuh keluh… membuat jantung saya bergemuruh… membuat jiwa saya jatuh… dan membuat cinta saya berubah rapuh…
Wahai sang bayu… kini kau telah menjadi candu… demi rindu… demi ragu… demi cinta yang mulai membelenggu… kembalilah padaku… dalam sosok dan pesonamu… sang bayu… saya tak lagi mampu… saya terlalu merindu… kumohon padamu… saya tak dapat lagi membendung kalbu…
Saat saya merindu… yang saya mau hanya sang bayu…
July 8th, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar