Rabu, 02 Maret 2011

Kepada Sang Malam Saya Melacurkan Diri

             Kemarin malam saya melihat bulan begitu indah… bintang-bintang yang mengitarinya pun terlihat cantik dan genit. Kenyataan itulah yang membuat saya jatuh hati pada sang malam… bukan hanya karena kemegahan sosoknya… namun lebih karena keanggunan jiwanya…

            Malam itu seperti malam-malam sebelumnya saya kembali menyerahkan diri kepada sang malam… dan sang malam dengan gagahnya akan menjamahi tubuh saya hingga terpuaskan nafsu kejantanannya… lalu setelah semua berakhir, sang malam akan membayar saya dengan taburan pernak-pernik yang menghiasi tubuhnya… taburan bintang nan bermahkota purnama…

            Sudah beberapa malam saya melacurkan diri pada sang malam… memuaskannya sebagai pelayan… juga melayaninya sebagai pemuas… saya bahagia. Tidak menyesal sedikit pun. Sebab sang malam membayar saya dengan harga yang pantas.

            Malam ini saya hadir kembali dengan gaun senja dan mahkota mega… saya ingin terlihat lebih cantik dari biasanya… saya mencuri gaun dari sang surya… dan meminjam mahkota dari sang cakrawala… bibir saya dipoles dengan gincu aurora… dan tubuh saya disemprot dengan parfum nirwana… saat mengaca saya terlihat bak dewi senja… mempesona tiada tara… atau mungkin yang mempesona itu sebenarnya hanya busana saya saja ya? Ah… tidak mengapa! Sebab saya sangat jatuh cinta… dan saya ingin sedikit merasakan bahagia…

            Saya pun menantikan sang malam di tempat biasa… di batas cakrawala berteman burung-burung gereja yang hendak mencari persinggahannya… saya menantinya sambil bersenandung ria… hingga perlahan sang surya mengucapkan kata “sampai jumpa esok!” dan burung gereja tak lagi tampak kepakannya… pada akhirnya saya sendirian menanti kekasih hati saya…

            Lama saya menanti namun malam tak kunjung datang… hari telah setengah-setengah berangsur petang… belasan bahkan puluhan lagu saya berdendang… namun malam tak kunjung datang… hingga akhirnya pada saat sang senja terbang menghilang… sang malam pun datang…

          Dengan wajah cemberut saya memarahinya…

Kau terlambat tiga jam, ungkap saya…

Aku tak pernah telat syakuntala, balasnya pada saya…

Tapi saya sudah menunggumu sejak tiga jam yang lalu…

Kau masih belum mengenaliku syakuntala…

Apa maksudmu mengatakannya?

Ya…tadi bukanlah senja… namun mendung yang menyamar menjadi senja…

Hah?

Lihatlah gaun yang kau kenakan!

Saya memandangi gaun itu dengan heran bercampur kaget… gaun yang tadinya indah dan senja berubah menjadi kelabu pekat… saya pun tercekat… saya ingin segera melapaskannya jika masih sempat… namun semua terlambat…

Ketika saya mengagumi sang malam… ketika saya melacurkan diri pada sang malam… mendung memperhatikan saya dan mulai menaruh kagum… dia merencanakan semua agar dengannyalah saya akan tenggelam… dan kini saya terjebak dalam auranya yang kelam…

Kepada sang malam saya melacurkan diri… dan kepada sang kelam saya terakhiri…


October 11th, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar