Elena sedang bermuram durja di bawah langit malam yang kelam… dia tak bersemangat, bahkan untuk bangkit dari duduknya, atau untuk menggaruk kulitnya -- yang sejak semula dia duduk -- nyamuk-nyamuk nakal berpesta menghisap darahnya. dia terlalu sedih untuk beranjak. dia bahkan terlalu lelah untuk menyentil abu rokoknya. Elena sedang sedih sekali. karena pacarnya meninggalkannya demi seorang gadis yang bahkan tak diketahiu namanya.
Di tempat yang lain, Rian… pacar Elena sedang mengagumi sesosok wanita yang selalu duduk di taman dekat rumahnya. wanita itu terlihat begitu indah. siluet tubuhnya seolah menyatu dengan gelapnya malam itu. dia sudah merasakan debaran dalam dadanya sejak pertama kali melihat siluet itu. dia benar-benar jatuh cinta pada sosok itu. bahkan deminya dia rela meninggalkan Elena yang sebenarnya masih dicintainya. namun Rian tak ingin mengkhianati Elena. dia enggan menodai cinta yang telah lama mereka jalin itu. maka keputusan yang berat bagi keduanya pun harus dia ambil.
Elena masih sangat sedih…sampai sampai ia menangis…dan menangis. ia ingin melupakan Rian dengan segera…tapi tentunya itu sangat tidak mungkin. lalu ia pun ingin menghilang dan bersetubuh dengan sang malam yang mulai menyelimutinya. ia merasakan sentuhan sang malam…lalu belaian lembutnya dan kemudian tak terelakkan lagi baginya untuk merasakan gairah pada hormon kewanitaannya. dia terangsang pada sang malam.
Rian sangat iri pada apa yang dikagumi wanita itu. sebab dengan jelas ia memperhatikan bahwa wanita itu sedang asyik dengan suasana yang hanya dimilikinya itu. walau pun Rian tak pernah melihatnya dengan jelas…namun Rian tahu bahwa wanita itu sangat cantik dan mulia. Andai dia bisa menjadi malam… tentunya mudah bagi Rian untuk mengamati dan mengagumi wanita itu dari dekat.
Elena memutuskan untuk meninggalkan semuanya. ia sangat ingin bersetubuh dengan sang malam. ia pun tahu…dengan bersebutuh maka ia akan segera melupakan Rian. ia akan dengan segera menemukan dirinya yang baru. ia akan memberikan segalanya pada sang malam demi sebuah kenikmatan yang indah. Ia terlalu terpana pada sang malam, bahkan mungkin Elena mulai merasakan cinta.
Rian mulai termenung…dia menggumamkan sesuatu…hampir tak terdengar namun lama kelamaan jelas terngiang.
bawa aku bersamamu…
jadikan aku dirimu…
satukan aku dengan sosokmu…
wahai malam kelam…
bawa aku bersamamu…
Perlahan-lahan Rian menghilang… menyatu dengan sang malam yang kelam. menghilang dan menghilang… lalu benar-benar lenyap, tak terlihat. dan yang tersisa hanya malam itu sendiri atau Rian yang baru saja menjadi sang malam.
Elena makin merasakan gairahnya meninggi. Ia bernyanyi… mendesah… menjerit lemah… lalu bergumam-gumam..
malam… biarkan aku mencintaimu… biarkan aku bersetubuh denganmu…
malam…
malam…
malam…
malam…
malam…
malam…
Kemudian yang tampak hanya siluet wanita yang menyatu dengan sang malam. siluet yang memeluk sang malam. siluet yang bersetubuh dengan sang malam… lalu semuanya menghilang bersama dengan sang fajar. entah menghilang atau bersembunyi dari sang fajar… hanya dua sosok yang sedang kasmaran itu yang tahu.
June 4th, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar