Rabu, 02 Maret 2011

Juwitaku Sendiri


Tertawalah selagi kau bisa…
menangislah selagi kau mampu…
sebab setelah kau lewati masa sendirimu, kan kuikat kau dengan tali kasihku…
kan kujadikan kau bonekaku…
hingga tak ada lagi aku, kau, dia.
Hanya kita dan kami.
Melangkahlah selagi kau kuat…
 menarilah selagi kau bergairah…
sebab setelah kau lewati masa sendirimu, kan kuborgol kau dengan rantai emasku…
kan kujadikan kau pajanganku…
hingga kita hanya ada kita.
Dalam satu yang satu.
Juwitaku sendiri berlari dengan langkah manisnya…
menerjang hujan di musim kemarau…
mengejar kekasihmu yang aku.
Betapa cintamu membuatku tak lagi rela melepasmu.

Juwitaku percayalah, bahwa tanpamu aku tak mampu terbang…
Sebab kaulah sayapku, kaulah kekuatanku…
Bahwa tanpamu aku tak mampu berlayar…
Sebab kaulah perahuku, kaulah anginku…
Maka Juwitaku sendiri…
Menanti kekasihmu yang aku…
Agar kita satu dalam satu…
Agar kita mampu terbang dan berlayar…
Dalam satu waktu, dalam kita.






Mandala 1 Jogja, 17 November 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar