Kamis, 15 September 2011

Untuk Putra Kecilku di Tahun ke-3

Nak, jika kau sudah bisa membaca, maka baca surat ini. Jika kau sudah mulai bisa memahami, maka cermati tiap kalimatnya. Surat ini mama tulis untukmu, agar kau tahu betapa mama mencintaimu, bahkan sedari kau masih dalam kandungan mama.



Pertama kali mama melihatmu, pukul 22.22 tanggal 15 September 2008 silam, mama langsung jatuh cinta padamu. Sesosok mungil yang sebelumnya terselubung dalam rahim, yang begitu dekat walau tak saling jumpa mata. Sesosok mungil yang geliatnya selalu menghadirkan nyeri dan bahagia sebab mama tahu kau bernyawa di dalam sana. Sesosok mungil yang tiap harinya mama doakan agar terlahir sempurna, sehat, dan rupawan baik fisik maupun jiwa. Maka mama bersyukur pada Yang Memberi Kehidupan atas terkabulnya semua doa mama.

Nak, tahun pertama kehadiranmu adalah masa penyesuaian kita. Kau yang baru di dunia dan mama yang baru menjadi seorang ibu. Kita belajar saling melekatkan. Belajar menyusui dan menyusu. Belajar mengungkapkan dan memahami ungkapan. Belajar mengagumi dan dikagumi. Belajar segala hal dari satu sama lain. Sebab sebelumnya kita satu dan terpisah ketika waktu sudah tiba, lalu kita saling bergantung di dunia.

Nak, mama selalu merasa tanpamu mama tak kan lengkap, dan mama tahu kaupun begitu. Mama membantumu untuk hidup dan kau membantu mama untuk bertahan. Kita saling bergantung. Bukan semata kau yang membutuhkan, tapi mama jauh lebih membutuhkanmu.

Saat kau memeluk mama demi perlindungan, sesungguhnya mama-lah yang terlindung olehmu. Saat kau mencium mama demi rasa sayang, sesungguhnya mama-lah yang mengharapkan rasa sayang darimu. Sebab apapun yang berasal darimu adalah ketulusan. Kau masih sangat bersih dari prasangka. Kau suci dari dosa. itulah yang memberi mama kenyamanan dan kehangatan.

2 tahun 3 bulan yang kau lewati dengan menyusu adalah hal terindah dalam hidup mama. Bukan semata karena kau membutuhkan air susu untuk hidup, tapi mama membutuhkanmu sebagai penyambung hidup mama. Dari tiap tetes ASI yang kau teguk mama selalu berharap banyak padamu. Egois ya, nak. Tapi memang demikian hidup. Mama mencintaimu dengan banyak syarat.

Kehadiranmu 3 tahun ini memberi banyak ilmu pada mama. Tentang memahami bahasamu, memahami tingkah lakumu, bahkan memahami rasa sakitmu. Kita tercipta untuk saling. Dan 3 tahun ini memberi senyuman bahagia, tangis sedih, amarah, penderitaan, semua terangkum bersama dalam ikatan kita. Dan mama mencintaimu karena banyak hal, mencintaimu walau banyak hal, juga mencintaimu demi banyak hal.

Nantinya saat kau memahami ini, mama harap kau bisa turut mengerti. Amarah mama selama ini bukan karena benci, terlebih karena mama sayang. Mama memang tidak memanjakanmu dengan kenyamanan dan limpahan materi. Mungkin sekarang kau belum bisa mengerti, suatu saat kau pahami bahwa cinta yang demikian akan membantumu menjadi sosok mandiri. Agar nantinya jika mama sudah undur diri, kau tak perlu merasa tergantung lagi, kau tak perlu merasa sepi sendiri, sebab kau terdidik untuk mandiri. Itu jauh lebih berarti.

Nantinya saat kau mengerti ini, mama harap kau bisa turut memahami. Cara mama mencintaimu sungguh penuh arti. Bukan sekarang untuk mengerti nak, tapi besok saat kau sudah cukup dewasa. Saat kau menjadi orang tua, barulah kau akan mengerti dan memahami. Cinta ada bermacam arti. Cinta memiliki berbagai cara deskripsi. Dan saat itu kau akan tahu, menjadi orang tua tak pernah mudah. Kau akan mengerti, menjadi orang tua adalah pelajaran bersama sebagai satu tim. Dan kita adalah tim.

Untuk saat ini, mari kita terus belajar satu sama lain. Belajar saling dan saling belajar. Lalu nantinya di hari kelulusanmu giliran kau yang akan belajar dari anak-anakmu. Itu nanti, sebab jalanmu masih panjang, nak. Satu hal yang harus selalu kau ingat, jangan pernah lupa bagaimana menjadi anak, itu cukup membantumu belajar menjadi orang tua.

Terima Kasih anakku,

Mama yang selalu bangga!